8/17/2013

Titik


"Latihan hari ini cukup" ujar Pak Budi, coach dari tim basket smansa. 
Keringat terlihat masih deras mengalir dari pori-pori Alfian dkk, baju yang mereka kenakan untuk berlatih sudah seperti baju yang siap untuk dijemur, basah sekali.
"Semuanya sini kumpul. Turnamen sudah di depan mata, tinggal dua minggu lagi, jangan lengah! tetap semangat berlatih, fokus!" Pak Budi memberi kata-kata penyemangat pada team yang terlihat sangat kelelahan menjalani latihan. Sebelum bubar, tak lupa di akhir latihan selain penutup dari pelatih, ada juga penutup dari pemain, yang diakhiri dengan teriakan unik "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" yang dijawab "Sholi ali" oleh pemain lain. 

Latihan demi latihan yang diberikan Pak Budi cukup berat, mulai dari Sprint di tanjakan dekat sekolah, lari keliling sekolah 3x, yang jaraknya hampir tiga kilometer, Shooting berturut-turut selama 30 menit, dan masih banyak lagi. Hanya saja, kelemahan tim ini adalah kurangnya pengalaman. Seluruh siswa kelas XII tidak dibawa oleh Pak Budi, malah hampir setengah dari tim adalah siswa kelas X yang notabene masih hijau dalam perbasketan SMA, banyak yang meragukan tim ini, termasuk pihak sekolah sendiri.
"Bapak yakin tidak membawa satu pun pemain kelas XII?" Tanya Bu Dian, pembina basket.
"Saya yakin, tim ini butuh regenerasi" Jawab Pak Budi, tegas.
"Tapi pengalaman mereka kurang"
"Tapi skill mereka cukup dan saya percaya!" lalu Pak Budi meninggalkan Bu Dian, lalu Bu Dian mengejar Pak Budi, meraih tangannya dan meletakan tangan Pak Budi di dadanya, seraya berkata "I Love You" (Ini cerita apa telenovela!).
Singkat cerita, Pak Budi percaya dengan tim yang sekarang dia latih.

Tak terasa, dua minggu hampir berlalu, hari ini adalah jadwal pengambilan bagan pertandingan, siapa lawan yang akan dihadapi tim smansa, akan ditentukan hari ini.
Bel istirahat sekolah berbunyi, Alfian yang sebenarnya ditugasi untuk technical meeting sekaligus mengambil bagan pertandingan di Kuningan.
"Prem, lo aja yang berangkat ya, hari ini gue ada ulangan akutansi" Alfian menyuruh Irfan alias Cipong alias Preman alias Balganes (ini nama udah mirip teroris banyak beuth aliasnya) untuk menggantikannya.
"Gak mau kalau sendirian mah yan, gue pengen ada temen"
"Yaudah lo berangkat sama Riza aja"
"Tar, gue coba sms dia dulu yan" lalu irfan alias preman mengeluarkan nokia 5310 andalannya, lalu mengetik sms yang langsung dikirimkan kepada Riza.
"Za, dimanet?"
"Di Pakistan" Riza ini orangnya emang asal jeplak, kalo ngomong susah serius, kalo kalian ngsms dia nanya "dimana" harus siap-siap ngirim 2x, soalnya yang pertama pasti dijawab ngaco.
"Seriuz2zzt" Si Irfan mulai ke bentuk aslinya, dia alay.
"lagi di kantin, kenapa?"
"Anter aku yuk, ke kuningan"
"Aduh aku gak bisa, aku belum test pidato"
Riza pun tidak bisa, tiba-tiba datanglah sosok yang tak di duga-duga dialaahh..... Pak Tarno(Apa hubungannya, masa di sekolahan ada pak tarno) maksudnya Diego, dia menawarkan diri untuk pergi mengantar preman ke Kuningan, bukan karena dia ikhlas sih, cuman dia malas masuk jam pelajaran aja, biar dapet dispensasi (jangan ditiru, ini adegan dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman).

Perjalanan dari Majalengka ke Kuningan mereka lalui dengan santai, diiringi lagu reggae yang terlantun dengan santai, sesantai perjalanan mereka. Dalam perjalanan mereka berkhayal siapa lawan mereka di pertandingan pertama.
"Go, menurut lo siapa yang bakal jadi lawan kita pertama?" Preman bertanya, sembari menyetir tunggangan yang sangat dia sayangi, honda cb.
"Gak tau, yang jelas gue gak mau ketemu lawan-lawan yang kuat dulu"
"Siapa aja emang yang kuat?" Preman memang baru mengikuti turnamen seperti ini, malah dia juga baru lima bulan ikut latihan basket, tapi langsung terbawa tim, hebat kan? hebat.. tepuk tangan dulu dong *prok* udah sekali aja.
"Contohnya aja SMA 2 Cirebon (juara tahun kemarin), SMA 2 Kuningan (finalis), banyak lagi deh, SMA 2 Majalengka juga bagus, banget malah. Hampir semua bagus deh"
"jadi kita paling jelek go?"
"...." Diego terdiam, dia malah mengalihkan pembicaraan. Mungkin dia terhenyak dengan pertanyaan preman tadi, nusuk banget.. mungkin.

Tak terasa perjalanan dua jam Majalengka, Kuningan mereka telah lalui, mereka sampai di tempat techmit sekaligus tempat pertandingan nanti, Gor Ewangga.
Techmit dimulai pukul 13.00 namun sekarang masih pukul 12.45, masih sekitar 15 menit lagi, mereka memutuskan pergi membeli cemilan dan shalat. Melihat-lihat sekeliling, ternyata banyak juga pemain yang bertubuh lebih besar dari mereka, lebih tinggi, dan lebih ganteng (yang terakhir gak ada hubungannya, tapi serius yang lain pada ganteng-ganteng), mereka nambah minder, lagi.
Setelah panitia dan wasit memberikan pengarahan perihal pertandingan, akhirnya bagian paling mendebarkan tiba juga, pengambilan bagan pertandingan. SMA 2 Cirebon dan SMA 2 Kuningan mendapatkan sideed(gue juga gatau gimana nulisnya) intinya mereka dipisahkan di blok yang berbeda karena status mereka yang menjadi juara 1 dan 2. Untuk tim putra ada 20 SMA yang mengikuti turnamen, sedangkan putri hanya 11 tim (untuk tim putri smansa gak ngirimin). Tim pertama yang mendapat kesempatan untuk mengambil undian adalah SMA 1 Kuningan, terlihat seseorang tinggi berbadan agak gemuk berdiri, berjalan ke depan, lalu mengambil undian, dan hasilnya ....... mereka berada di blok yang sama dengan SMA 2 Cirebon, mimpi yang sangat buruk!. Kemudian tim-tim lain menyusul mengambil undian menentukan nasib mereka, termasuk smansa. Saat smansa dipanggil untuk mengambil undian, preman berdiri dengan kaki gemetar, detak jantung tak karuan, sekarang nasib teman-temannya ditangguhkan padanya. Langkahnya ragu, sedikit demi sedikit, tubuhnya mulai panas, keringat mulai mengucur, negara api datang menyerang (apasih). Dia mengambil undian, dan hasilnya ........ Mereka terlepas dari lubang jarum, smansa berbeda blok dengan tim kuat, hanya bertemu tuan rumah SMA 3 Kuningan di perdelapanfinal dan SMA 2 Kuningan di Semifinal.
Akhirnya mereka pulang membawa kabar gembira bagi teman-temannya yang sedang berlatih, pertandingan pertama melawan SMA Garawangi, dari Kabupaten Cirebon.


2 komentar: