Suasana Gor begitu riuh, penonton tak henti-hentinya memberi dukungan untuk SMANTIKA, "SMANTIKA SMANTIKA" sama sekali tidak ada pendukung dari tim Smansa, namun doa dari seluruh warga sekolah turut menyertai dalam setiap pertandingan mereka.
Bola dilemparkan vertical ke atas, menandakan pertandingan dimulai.
Diego kalah jump ball tangannya terlambat menyentuh bola, padahal loncatannya tinggi. Point guard dari SMANTIKA (SMAN 3 Kuningan) mencoba mengatur serangan, dia mengangkat tangan kanannya ke atas, sedangkan tangan kiri mendrible bola, mungkin itu suatu isyarat bagi pemain lain untuk bergerak, ketika pemain Smansa kebingungan dengan isyarat tersebut, PG (Point Guard) tadi memberi passing pada pemain nomor 5 yang berada di pojok garis 3 point. Pemain nomor 5 memegang bola, Adit mencoba menutup pergerakannya, namun terlambat, pemain nomor 5 menembak dan..... BAMMMMM!!! 3 point for SMANTIKA! Penonton berteriak "SMANTIKA SMANTIKA" semakin riuh, pemain nomor 5 mengacungkan tangan kanannya, lalau mengangkat 3 jarinya, seolah mengikuti gerakan wasit ketika memberi tahu dia melakukan 3 point sembari kembali menuju defense.
"Ayo kita balas ayo" Riza memberi semangat pada teman-temannya. Smansa mencoba membangun serangan, namun karena grogi, mereka membuat kesalahan sendiri, alhasil bola kembali direbut oleh pemain SMANTIKA, lagi-lagi pemain nomor 5 melakukan 3 point, sampai 3 kali berturut-turut malah. Dengan deras bola menghujam ring Smansa, Skor pun menunjukan skor 11-0 SMANTIKA memimpin. PRIIIITTTT peluit wasit berbunyi, Pak Budi meminta Time Out, pemain menuju Bench dengan wajah tertunduk lesu, badan dingin namun keringat mengucur dengan deras.
"Kalian ini niat main apa enggak?" Pak Budi memasang wajah kecewa, para pemain masih menunduk.
"Bener kata penonton, kalo kalian gak niat main, mending kita semua pulang aja, beres-beres dari sekarang, jauh-jauh kita dari Majalengka hanya untuk kalah" Wajah para pemain malah tambah lesu.
"Saya yakin, tidak ada seorang pun yang berpikiran seperti tadi kan? mereka lawan biasa, lawan mereka dengan kerja keras, tunjukan hasil latihan kalian sekarang, SIAAPP!!" Pak Budi memberi motivasi, wajah pemain berubah, mata mereka memancarkan semangat serasa menjawab "SIAAPPPP"
PRIIIIITTTTT!!! Time out berakhir wajah para pemain Smansa terlihat lebih Pede, strategi mengambil Time out yang pas oleh coach mereka.
Pertandingan kembali dilanjutkan, bola dikuasai oleh Riza dari smansa. Pak Budi memberi arahan untuk banyak passing sebelum melakukan eksekusi, lantas mereka mencobanya.
Riza Passing ke Alfian...
Alfian passing ke Adit...
Adit passing ke kudil,....
Kudil passing ke Diego...
Diego passing ke Pinguin...
Kemudian Pinguin mencetak 3 point untuk Smansa!! (Ini bohong, mana ada pinguin lagi maen basket, emang ini Air bud versi pinguin kampret!),
Intinya mereka melakukan banyak passing dengan tujuan untuk memecah konsentrasi pemain lawan, dan cukup efektif! Smansa yang diawal pertandingan terlalu terburu-buru dalam mengeksekusi, sekarang mulai tenang. Gerakan-gerakan mereka hampir tidak ada yang sia-sia, yang sia-sia hanyalah.... mantan yang mengharap balikan dengan orang yang sudah punya.. punya anak dan istri (Nyambung aje nih -_-). Smansa mulai mengejar, pelan tapi pasti mereka terus mencoba, quarter 1 ditutup masih dengan keunggulan SMANTIKA 13-8.
"Kita pasti bisa mengejar, inget latihan kita selama ini" Riza terlihat begitu semangat, cucuran keringat bercampur air mineral yang diteguknya membasahi kerah jerseynya, namun matanya memancarkan seseorang yang gigih mengejar kemenangan. Pemain yang ada di bench pun tak henti-hentinya memberi dukungan, entah itu dengan doa, maupun dengan ungkapan semangat dari kata-kata mereka, seolah mereka mentransfer energi yang mereka punya untuk pemain yang bertanding. Pak Budi tak membuat perubahan strategi, hanya memberi beberapa masukan dalam defense, serta mengganti Diego dengan Amar bashobih, dari namanya saja kita tahu, bahwa Amar adalah ............. imigran gelap Arab Saudi.
PRIIIIIITTTTTTT!!! Quarter 2 dimulai, bola dikuasai para pemain Smansa.
SMANTIKA ternyata mampu membuat strategi yang cukup ampuh untuk membendung serangan Smansa dengan cara menjaga ketat target passing menggunakan man to man, alhasil Riza tak mampu membagi bola kepada teman-temannya, otomatis perolehan point kembali menjauh. Apalagi pemain nomor 5 semakin menjadi-jadi, dibantu dengan PG yang gerakannya sulit diprediksi karena kidal. SMANTIKA kembali memimpin 20-10.
Para pemain Smansa tak kehabisan akal, mereka memanfaatkan postur tinggi dari Amar untuk menguasai perebutan bola dibawah ring, mereka lebih berani memaksakan menembak dengan taruhan apabila tidak masuk Amar datang untuk mengambil bola liar hasil tembakan tersebut, dan efektif! pemain lawan tak mampu membendungnya, point kembali mendekat, 25-18 masih untuk SMANTIKA.
Penonton SMANTIKA kembali berteriak-teriak, sekarang lebih bertujuan untuk mengganggu konsentrasi dan mengganggu fokus tim Smansa, teriakan-teriakan seperti "12 Ganteng, 12 Ganteng" oleh suporter wanita begitu nyaring terdengar, memang godaan wanita sangatlah besar, mata Riza sedikit sedikit melirik ke arah wanita yang menyebutnya ganteng, fokusnya teralihkan dan dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain SMANTIKA untuk menjauh dari Smansa, skor 30-20 menjadi penutup quarter 2.
"Eh liat kan, gue akhirnya punya fans cewek juga"
"Bukan saatnya mikir itu bego, kita lagi ketinggalan!" Kudil memukul kepala Riza.
"Sekarang kita ganti strategi, Riza sekarang defense musuh menguntungkan buat kamu, anggap saja musuh yang menghalangi adalah lawan saat latihan one on one kamu pasti bisa melewatinya, kalau sudah lewat, musuh akan menutup, lalu kamu passing pada teman yang kosong, kalau tidak ada kamu eksekusi saja sendiri" Pak Budi memberi arahan, sembari menuliskannya di papan strategi. Riza hanya mengangguk-ngangguk, entah dia mengerti, entah tidak, entahlah..
Keringat bercucuran, pikiran tak karuan, hati terasa tak menentu dan penuh dengan keraguan. Jangankan para pemain yang bertanding di lapang, pemain yang duduk di bench pun terlihat begitu gugup, pertandingan kali ini memang terasa menegangkan.
"Inget za, kalo sekarang aja cewek-cewek nyorakin kamu pas lagi kalah, apalagi kalo menang, bisa lo pacarin tuh semua cewek!" Rama menghasut Riza yang tengah melakukan latihan shooting sebelum quarter 3 berlanjut, dia salah satu pemain Smansa. Mungkin Rama ini lebih baik jadi asisten pelatih ketimbang menjadi pemain, hasutannya memang TOP! padahal mana ada yang mau sama Riza? muka aja udah mirip toples astor.
"Wah bener-bener a" Riza terlihat begitu bangga dengan hasutan (re: tipuan Rama) kepada dirinya. Wajahnya begitu percaya diri, membayangkan nanti dirinya dikerubungi cewek-cewek yang minta tanda tangan pada dirinya, aduh jijay sekali membayangkannya pemirsaaaaaa.
PRIIIIIITTTTTT!!!! Peluit terdengar nyaring di ruangan yang menjadi saksi, tim mana yang akan melaju ke perempatfinal apakah SMANTIKA yang didukung oleh wanita wanita cantik, atau Smansa yang didukung oleh pinguin cantik? *Ngapa ada pinguin lagiii -_-
Wasit memberi tanda pada time table untuk menanyakan apakah waktu sudah siap atau belum, time table memberi isyarat siap dengan mengangkat jempol tangannya ke atas, quarter tiga di mulai dengan serangan Smansa.
Defense SMANTIKA terlihat tak ada perubahan, sesuai dengan instruksi Pak Budi, Riza lebih berani untuk menerobos masuk, kemampuan dribble nya mampu merepotkan pemain SMANTIKA, dia yang biasanya melakukan passing, sekarang lebih banyak melakukan eksekusi, drive in, sementara rekannya hanya menunggu diluar garis 3 point, bukan tanpa alasan, strategi ini bertujuan agar pemain lawan tidak menumpuk dan memberikan ruang untuk Riza melakukan akselerasi dan drive in. Strategi yang sangat efektif! Riza berada dalam kondisi terbaiknya, quarter ke tiga berjalan delapan menit, dia sudah menciptakan 10 point! ditambah lagi, dia melakukan provokasi saat defense pada pemain nomor 5, beberapa provokasi yang keluar dari mulutnya seperti "Bapak kamu Polwan ya?" (Ini mau provokasi apa gagal nyepik beda tipis). Skor akhirnya terkejar, 34-34! SMANTIKA time out.
"Nice, nice, nice, kalian hebat banget, strateginya sukses!" Septian alias kenti memberi semangat rekan-rekannya sembari memberi mereka minum.
"Mantap za, nomor 5 keliatan banget marah sama kamu, terus pancing emosinya pancing! *emangnya ikan maen pancing-pancing -_-*" Bayu juga tak ingin kalah dari rekan-rekan lainnya untuk memberi semangat.
Pemain Smansa terlihat masih cukup bugar, walau keringat terus bercucuran, mungkin inilah hasil latihan, tidak akan berbohong.
PRIIIITTTTTTTTT!!! Time out habis, para pemain kembali masuk ke lapangan. Nomor 5 dari SMANTIKA terlihat sinis menatap Riza, mungkin dia sudah benar-benar terpancing emosinya. pertandingan di mulai lagi dengan serangan SMANTIKA. Serangan yang dibuat tidak terlalu baik, sehingga bola mampu direbut oleh pemain Smansa, bukannya melakukan serangan balik yang cepat, pemain Smansa malah memainkan tempo lambat, bola ditahan oleh point guard mereka, Riza. "Tahan, tahan, kita buat pengejaran yang indah di akhir, biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau, tapi kitalah yang akan tertawa di akhir" Riza berteriak kepada teman-teman sekaligus musuhnya, sengaja untuk memprovokasi. Wajah para pemain SMANTIKA mulai tidak enak, tatapan mereka terlihat berfokus pada satu tujuan, hancurkan RIZA!! terutama pemain nomor 5 terlihat begitu kesal, namun inilah yang diharapkan Riza, semakin lawan emosi, semakin mereka tidak akan fokus.
Pertandingan semakin memanas, skor sama membuat pemain kedua tim semakin ngotot, Riza mencoba masuk menerobos defense lawan, namun pemain yang menjaga adit menutupnya, adit kosong! tanpa pikir panjang dia membuang bola menuju adit yang berdiri bebas di luar garis 3 point, dengan percaya diri yang tinggi dia menembak.... Bola berputar, melambung tinggi... BAAAAMMMMMM!!! Ring SMANTIKA berhasil di "koyak" oleh adit, dia mengepalkan tangannya, Riza menghampiri, badan mereka beradu sambil meloncat di udara, seperti teletubies yang akan berpisah, badan mereka beradu-adu, meluapkan rasa gembira. 34-37! menjadi penutup quarter ke tiga.
"BISA BISA BISA" tatapan pemain Smansa seolah berkata demikian, mata mereka terlihat bersemangat, keringat deras mengucur seolah pertanda semangat mereka tak pernah luntur.
"Ayo, sebelum menghadapi quarter terakhir kita berdoa, hanya satu jalan, satu harapan dan satu tujuan kita kesini, KEMENANGAN!" kali ini Kudil yang unjuk gigi dalam hal menyemangati rekan-rekannya. Teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" yang kemudian dibalas teriakan "HUUUUUUUUUU" dari pendukung SMANTIKA.
Quarter terakhir, serangan dibangun oleh para pemain SMANTIKA, yang ingin memperbesar margin dengan Smansa. Serangan mereka cukup baik, kali ini poros mereka bukan lagi pemain nomor 5 namun point guard kidal mereka, dia membagi bola dengan cukup baik, walaupun tidak membuat skor, namun mampu memberikan ruang untuk teman-temannya. Bola masuk dari free throw, sekarang saatnya Smansa menyerang. Riza meminta bola, namun dia sudah dijaga ketat oleh pemain nomor 5 dari SMANTIKA, kemanapun dia pergi, pemain nomor 5 ini selalu mengikuti. Riza tidak diberi kesempatan untuk mendapat bola, alhasil Kudil menjadi point guard sementara, passing-passing yang dilakukan pemain Smansa nampaknya cukup baik, namun itu tidak berlangsung lama, pemain SMANTIKA mampu membendung Smansa yang kehilangan point guard mereka yang dijaga ketat, di pinggir lapangan terlihat Pak Budi memberi instruksi pada Riza dan Alfian untuk melakukan pick and roll agar Riza bisa terlepas.
Kudil memainkan bola, passing kepada Adit, Riza masih ditempel dengan ketat oleh pemain nomor 5, dia berlari menuju pojok, Alfian sudah siap melakukan pick, Riza berlari mendekati Alfian, daaaannn... Bam!! Pemain nomor 5 langkahnya terhenti beberapa detik, Riza lepas!! Adit passing kepada Riza, pemain SMANTIKA menghadang, Riza melakukan fake seolah hendak melakukan shooting namun tidak, dia menerobos masuk, pemain SMANTIKA kembali menghadang, kali ini dia melakukan cross over, memindahkan dribble bola dari kanan ke kiri dengan cepat, langsung melakukan langkah lay up, langkah pertama... kedua... namun di depannya muncul pemain nomor 5, mereka berdua meloncat, Riza melepas bola... pemain nomor 5 mengayunkan tangannya, menghalangi agar bola tidak menuju ring, namun sia-sia! bola sudah lepas, malah ayunan tangannya mengenai tangan Riza, PRITTTT!! peluit wasit berbunyi, tangannya mengepal menandakan terjadi foul, bola masih melambung dan..... masuk!!! sekali lagi peluit wasit berbunyi, menandakan bola masuk dan terjadi foul, bahasa kerennya foul in (foul itu, kayak judul lagu yah, foul in love).
Riza yang terjatuh, mengepalkan tangannya, tidak lama teman-teman menghampiri, menyemangati dengan kata-kata mereka masing-masing. Tidak lama kemudian dia bangun, bersiap melakukan free throw, dan masuk!! "3 point play from 12 Majalengka!!" kurang lebih seperti itu yang dikatakan panitia.
Waktu tersisa tinggal satu menit lagi, skor menunjukan 40-43 untuk smansa, SMANTIKA sejak tertinggal terlihat mulai panik, mereka terlalu terburu-buru untuk melakukan finishing, entah itu shoot maupun lay up. Kesempatan terakhir SMANTIKA untuk menyerang, nomor 5 kosong tak terjaga diluar garis 3 point, dia menembak dan ...... tidak masuk!!!! bola di rebound oleh Lazuardy yang masuk menggantikan Kudil, dia passing pada Riza, Riza berlari sendirian, terus berlari namun ......... BAMMMM!!!!! Langkahnya dijegal dengan keras oleh pemain nomor 5 yang terlihat sangat kesal, Riza terjatuh, bukannya kesakitan, dia malah terlihat seperti orang yang berenang gaya dada! tangannya dibuka, kakinya juga... lalu bajunya...lalu celananya.. lalu pemain nomor 5 datang menghampiri... mereka saling suka, kemudian ML di tengah lapang... punya anak.... dan mereka bahagia...TAMAT.. (Ya enggak mungkinlah -___-)
Karena foul yang dilakukan oleh pemain nomor 5 SMANTIKA, Smansa mendapatkan free throw, Riza sebagai eksekutor hanya mampu memasukan satu bola, namun itu cukup untuk mengunci kemenangan Smansa... PRIIITT!!!! bunyi peluit dari wasit dan umpire menandakan perjuangan Smansa untuk mengejar kemenangan telah usai. Seluruh pemain Smansa berhamburan ke lapang, Kudil terlihat begitu semangat, dia merayakan kemenangan dengan berjoget ala Sule yang ketika dulu masih menjadi tren, sedangkan para oemain SMANTIKA terlihat menunduk, ketika melakukan salaman tanda fair play setelah pertandingan, pemain nomor 5 enggan bersalaman dengan Riza, dia malah bersembunyi di balik pelatihnya, "PROK PROK PROKKKKK" tepuk tangan dari para penonton semakin menambah rasa percaya diri para pemain Smansa, sebelum pulang, mereka melakukan doa, tidak lupa teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" tak lupa mereka berfoto setelah pertandingan yang amat melelahkan bagi mereka, inilah fotonya
Besok merupakan pertandingan penentu, apakah mereka masuk Semifinal atau tidak, siapakah lawan mereka? Kita lihat bersama-sama...
Defense SMANTIKA terlihat tak ada perubahan, sesuai dengan instruksi Pak Budi, Riza lebih berani untuk menerobos masuk, kemampuan dribble nya mampu merepotkan pemain SMANTIKA, dia yang biasanya melakukan passing, sekarang lebih banyak melakukan eksekusi, drive in, sementara rekannya hanya menunggu diluar garis 3 point, bukan tanpa alasan, strategi ini bertujuan agar pemain lawan tidak menumpuk dan memberikan ruang untuk Riza melakukan akselerasi dan drive in. Strategi yang sangat efektif! Riza berada dalam kondisi terbaiknya, quarter ke tiga berjalan delapan menit, dia sudah menciptakan 10 point! ditambah lagi, dia melakukan provokasi saat defense pada pemain nomor 5, beberapa provokasi yang keluar dari mulutnya seperti "Bapak kamu Polwan ya?" (Ini mau provokasi apa gagal nyepik beda tipis). Skor akhirnya terkejar, 34-34! SMANTIKA time out.
"Nice, nice, nice, kalian hebat banget, strateginya sukses!" Septian alias kenti memberi semangat rekan-rekannya sembari memberi mereka minum.
"Mantap za, nomor 5 keliatan banget marah sama kamu, terus pancing emosinya pancing! *emangnya ikan maen pancing-pancing -_-*" Bayu juga tak ingin kalah dari rekan-rekan lainnya untuk memberi semangat.
Pemain Smansa terlihat masih cukup bugar, walau keringat terus bercucuran, mungkin inilah hasil latihan, tidak akan berbohong.
PRIIIITTTTTTTTT!!! Time out habis, para pemain kembali masuk ke lapangan. Nomor 5 dari SMANTIKA terlihat sinis menatap Riza, mungkin dia sudah benar-benar terpancing emosinya. pertandingan di mulai lagi dengan serangan SMANTIKA. Serangan yang dibuat tidak terlalu baik, sehingga bola mampu direbut oleh pemain Smansa, bukannya melakukan serangan balik yang cepat, pemain Smansa malah memainkan tempo lambat, bola ditahan oleh point guard mereka, Riza. "Tahan, tahan, kita buat pengejaran yang indah di akhir, biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau, tapi kitalah yang akan tertawa di akhir" Riza berteriak kepada teman-teman sekaligus musuhnya, sengaja untuk memprovokasi. Wajah para pemain SMANTIKA mulai tidak enak, tatapan mereka terlihat berfokus pada satu tujuan, hancurkan RIZA!! terutama pemain nomor 5 terlihat begitu kesal, namun inilah yang diharapkan Riza, semakin lawan emosi, semakin mereka tidak akan fokus.
Pertandingan semakin memanas, skor sama membuat pemain kedua tim semakin ngotot, Riza mencoba masuk menerobos defense lawan, namun pemain yang menjaga adit menutupnya, adit kosong! tanpa pikir panjang dia membuang bola menuju adit yang berdiri bebas di luar garis 3 point, dengan percaya diri yang tinggi dia menembak.... Bola berputar, melambung tinggi... BAAAAMMMMMM!!! Ring SMANTIKA berhasil di "koyak" oleh adit, dia mengepalkan tangannya, Riza menghampiri, badan mereka beradu sambil meloncat di udara, seperti teletubies yang akan berpisah, badan mereka beradu-adu, meluapkan rasa gembira. 34-37! menjadi penutup quarter ke tiga.
"BISA BISA BISA" tatapan pemain Smansa seolah berkata demikian, mata mereka terlihat bersemangat, keringat deras mengucur seolah pertanda semangat mereka tak pernah luntur.
"Ayo, sebelum menghadapi quarter terakhir kita berdoa, hanya satu jalan, satu harapan dan satu tujuan kita kesini, KEMENANGAN!" kali ini Kudil yang unjuk gigi dalam hal menyemangati rekan-rekannya. Teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" yang kemudian dibalas teriakan "HUUUUUUUUUU" dari pendukung SMANTIKA.
Quarter terakhir, serangan dibangun oleh para pemain SMANTIKA, yang ingin memperbesar margin dengan Smansa. Serangan mereka cukup baik, kali ini poros mereka bukan lagi pemain nomor 5 namun point guard kidal mereka, dia membagi bola dengan cukup baik, walaupun tidak membuat skor, namun mampu memberikan ruang untuk teman-temannya. Bola masuk dari free throw, sekarang saatnya Smansa menyerang. Riza meminta bola, namun dia sudah dijaga ketat oleh pemain nomor 5 dari SMANTIKA, kemanapun dia pergi, pemain nomor 5 ini selalu mengikuti. Riza tidak diberi kesempatan untuk mendapat bola, alhasil Kudil menjadi point guard sementara, passing-passing yang dilakukan pemain Smansa nampaknya cukup baik, namun itu tidak berlangsung lama, pemain SMANTIKA mampu membendung Smansa yang kehilangan point guard mereka yang dijaga ketat, di pinggir lapangan terlihat Pak Budi memberi instruksi pada Riza dan Alfian untuk melakukan pick and roll agar Riza bisa terlepas.
Kudil memainkan bola, passing kepada Adit, Riza masih ditempel dengan ketat oleh pemain nomor 5, dia berlari menuju pojok, Alfian sudah siap melakukan pick, Riza berlari mendekati Alfian, daaaannn... Bam!! Pemain nomor 5 langkahnya terhenti beberapa detik, Riza lepas!! Adit passing kepada Riza, pemain SMANTIKA menghadang, Riza melakukan fake seolah hendak melakukan shooting namun tidak, dia menerobos masuk, pemain SMANTIKA kembali menghadang, kali ini dia melakukan cross over, memindahkan dribble bola dari kanan ke kiri dengan cepat, langsung melakukan langkah lay up, langkah pertama... kedua... namun di depannya muncul pemain nomor 5, mereka berdua meloncat, Riza melepas bola... pemain nomor 5 mengayunkan tangannya, menghalangi agar bola tidak menuju ring, namun sia-sia! bola sudah lepas, malah ayunan tangannya mengenai tangan Riza, PRITTTT!! peluit wasit berbunyi, tangannya mengepal menandakan terjadi foul, bola masih melambung dan..... masuk!!! sekali lagi peluit wasit berbunyi, menandakan bola masuk dan terjadi foul, bahasa kerennya foul in (foul itu, kayak judul lagu yah, foul in love).
Riza yang terjatuh, mengepalkan tangannya, tidak lama teman-teman menghampiri, menyemangati dengan kata-kata mereka masing-masing. Tidak lama kemudian dia bangun, bersiap melakukan free throw, dan masuk!! "3 point play from 12 Majalengka!!" kurang lebih seperti itu yang dikatakan panitia.
Waktu tersisa tinggal satu menit lagi, skor menunjukan 40-43 untuk smansa, SMANTIKA sejak tertinggal terlihat mulai panik, mereka terlalu terburu-buru untuk melakukan finishing, entah itu shoot maupun lay up. Kesempatan terakhir SMANTIKA untuk menyerang, nomor 5 kosong tak terjaga diluar garis 3 point, dia menembak dan ...... tidak masuk!!!! bola di rebound oleh Lazuardy yang masuk menggantikan Kudil, dia passing pada Riza, Riza berlari sendirian, terus berlari namun ......... BAMMMM!!!!! Langkahnya dijegal dengan keras oleh pemain nomor 5 yang terlihat sangat kesal, Riza terjatuh, bukannya kesakitan, dia malah terlihat seperti orang yang berenang gaya dada! tangannya dibuka, kakinya juga... lalu bajunya...lalu celananya.. lalu pemain nomor 5 datang menghampiri... mereka saling suka, kemudian ML di tengah lapang... punya anak.... dan mereka bahagia...TAMAT.. (Ya enggak mungkinlah -___-)
Karena foul yang dilakukan oleh pemain nomor 5 SMANTIKA, Smansa mendapatkan free throw, Riza sebagai eksekutor hanya mampu memasukan satu bola, namun itu cukup untuk mengunci kemenangan Smansa... PRIIITT!!!! bunyi peluit dari wasit dan umpire menandakan perjuangan Smansa untuk mengejar kemenangan telah usai. Seluruh pemain Smansa berhamburan ke lapang, Kudil terlihat begitu semangat, dia merayakan kemenangan dengan berjoget ala Sule yang ketika dulu masih menjadi tren, sedangkan para oemain SMANTIKA terlihat menunduk, ketika melakukan salaman tanda fair play setelah pertandingan, pemain nomor 5 enggan bersalaman dengan Riza, dia malah bersembunyi di balik pelatihnya, "PROK PROK PROKKKKK" tepuk tangan dari para penonton semakin menambah rasa percaya diri para pemain Smansa, sebelum pulang, mereka melakukan doa, tidak lupa teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" tak lupa mereka berfoto setelah pertandingan yang amat melelahkan bagi mereka, inilah fotonya
Besok merupakan pertandingan penentu, apakah mereka masuk Semifinal atau tidak, siapakah lawan mereka? Kita lihat bersama-sama...