8/25/2013


Suasana Gor begitu riuh, penonton tak henti-hentinya memberi dukungan untuk SMANTIKA, "SMANTIKA SMANTIKA" sama sekali tidak ada pendukung dari tim Smansa, namun doa dari seluruh warga sekolah turut menyertai dalam setiap pertandingan mereka.
Bola dilemparkan vertical ke atas, menandakan pertandingan dimulai.
Diego kalah jump ball tangannya terlambat menyentuh bola, padahal loncatannya tinggi. Point guard dari SMANTIKA (SMAN 3 Kuningan) mencoba mengatur serangan, dia mengangkat tangan kanannya ke atas, sedangkan tangan kiri mendrible bola, mungkin itu suatu isyarat bagi pemain lain untuk bergerak, ketika pemain Smansa kebingungan dengan isyarat tersebut, PG (Point Guard) tadi memberi passing pada pemain nomor 5 yang berada di pojok garis 3 point. Pemain nomor 5 memegang bola, Adit mencoba menutup pergerakannya, namun terlambat, pemain nomor 5 menembak dan..... BAMMMMM!!! 3 point for SMANTIKA! Penonton berteriak "SMANTIKA SMANTIKA" semakin riuh, pemain nomor 5 mengacungkan tangan kanannya, lalau mengangkat 3 jarinya, seolah mengikuti gerakan wasit ketika memberi tahu dia melakukan 3 point sembari kembali menuju defense.
"Ayo kita balas ayo" Riza memberi semangat pada teman-temannya. Smansa mencoba membangun serangan, namun karena grogi, mereka membuat kesalahan sendiri, alhasil bola kembali direbut oleh pemain SMANTIKA, lagi-lagi pemain nomor 5 melakukan 3 point, sampai 3 kali berturut-turut malah. Dengan deras bola menghujam ring Smansa, Skor pun menunjukan skor 11-0 SMANTIKA memimpin. PRIIIITTTT peluit wasit berbunyi, Pak Budi meminta Time Out, pemain menuju Bench dengan wajah tertunduk lesu, badan dingin namun keringat mengucur dengan deras.
"Kalian ini niat main apa enggak?" Pak Budi memasang wajah kecewa, para pemain masih menunduk.
"Bener kata penonton, kalo kalian gak niat main, mending kita semua pulang aja, beres-beres dari sekarang, jauh-jauh kita dari Majalengka hanya untuk kalah" Wajah para pemain malah tambah lesu.
"Saya yakin, tidak ada seorang pun yang berpikiran seperti tadi kan? mereka lawan biasa, lawan mereka dengan kerja keras, tunjukan hasil latihan kalian sekarang, SIAAPP!!" Pak Budi memberi motivasi, wajah pemain berubah, mata mereka memancarkan semangat serasa menjawab "SIAAPPPP"
PRIIIIITTTTT!!! Time out berakhir wajah para pemain Smansa terlihat lebih Pede, strategi mengambil Time out yang pas oleh coach mereka.
Pertandingan kembali dilanjutkan, bola dikuasai oleh Riza dari smansa. Pak Budi memberi arahan untuk banyak passing sebelum melakukan eksekusi, lantas mereka mencobanya.
Riza Passing ke Alfian...
Alfian passing ke Adit...
Adit passing ke kudil,....
Kudil passing ke Diego...
Diego passing ke Pinguin...
Kemudian Pinguin mencetak 3 point untuk Smansa!! (Ini bohong, mana ada pinguin lagi maen basket, emang ini Air bud  versi pinguin kampret!),
Intinya mereka melakukan banyak passing dengan tujuan untuk memecah konsentrasi pemain lawan, dan cukup efektif! Smansa yang diawal pertandingan terlalu terburu-buru dalam mengeksekusi, sekarang mulai tenang. Gerakan-gerakan mereka hampir tidak ada yang sia-sia, yang sia-sia hanyalah.... mantan yang mengharap balikan dengan orang yang sudah punya.. punya anak dan istri (Nyambung aje nih -_-). Smansa mulai mengejar, pelan tapi pasti mereka terus mencoba, quarter 1 ditutup masih dengan keunggulan SMANTIKA 13-8.

"Kita pasti bisa mengejar, inget latihan kita selama ini" Riza terlihat begitu semangat, cucuran keringat bercampur air mineral yang diteguknya membasahi kerah jerseynya, namun matanya memancarkan seseorang yang gigih mengejar kemenangan. Pemain yang ada di bench pun tak henti-hentinya memberi dukungan, entah itu dengan doa, maupun dengan ungkapan semangat dari kata-kata mereka, seolah mereka mentransfer energi yang mereka punya untuk pemain yang bertanding. Pak Budi tak membuat perubahan strategi, hanya memberi beberapa masukan dalam defense, serta mengganti Diego dengan Amar bashobih, dari namanya saja kita tahu, bahwa Amar adalah ............. imigran gelap Arab Saudi.
PRIIIIIITTTTTTT!!! Quarter 2 dimulai, bola dikuasai para pemain Smansa.
SMANTIKA ternyata mampu membuat strategi yang cukup ampuh untuk membendung serangan Smansa dengan cara menjaga ketat target passing menggunakan man to man, alhasil Riza tak mampu membagi bola kepada teman-temannya, otomatis perolehan point kembali menjauh. Apalagi pemain nomor 5 semakin menjadi-jadi, dibantu dengan PG yang gerakannya sulit diprediksi karena kidal. SMANTIKA kembali memimpin 20-10.
Para pemain Smansa tak kehabisan akal, mereka memanfaatkan postur tinggi dari Amar untuk menguasai perebutan bola dibawah ring, mereka lebih berani memaksakan menembak dengan taruhan apabila tidak masuk Amar datang untuk mengambil bola liar hasil tembakan tersebut, dan efektif! pemain lawan tak mampu membendungnya, point kembali mendekat, 25-18 masih untuk SMANTIKA.
Penonton SMANTIKA kembali berteriak-teriak, sekarang lebih bertujuan untuk mengganggu konsentrasi dan mengganggu fokus tim Smansa, teriakan-teriakan seperti "12 Ganteng, 12 Ganteng" oleh suporter wanita begitu nyaring terdengar, memang godaan wanita sangatlah besar, mata Riza sedikit sedikit melirik ke arah wanita yang menyebutnya ganteng, fokusnya teralihkan dan dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain SMANTIKA untuk menjauh dari Smansa, skor 30-20 menjadi penutup quarter 2.

"Eh liat kan, gue akhirnya punya fans cewek juga"
"Bukan saatnya mikir itu bego, kita lagi ketinggalan!" Kudil memukul kepala Riza.
"Sekarang kita ganti strategi, Riza sekarang defense musuh menguntungkan buat kamu, anggap saja musuh yang menghalangi adalah lawan saat latihan one on one kamu pasti bisa melewatinya, kalau sudah lewat, musuh akan menutup, lalu kamu passing pada teman yang kosong, kalau tidak ada kamu eksekusi saja sendiri" Pak Budi memberi arahan, sembari menuliskannya di papan strategi. Riza hanya mengangguk-ngangguk, entah dia mengerti, entah tidak, entahlah..
Keringat bercucuran, pikiran tak karuan, hati terasa tak menentu dan penuh dengan keraguan. Jangankan para pemain yang bertanding di lapang, pemain yang duduk di bench pun terlihat begitu gugup, pertandingan kali ini memang terasa menegangkan.
"Inget za, kalo sekarang aja cewek-cewek nyorakin kamu pas lagi kalah, apalagi kalo menang, bisa lo pacarin tuh semua cewek!" Rama menghasut Riza yang tengah melakukan latihan shooting sebelum quarter 3 berlanjut, dia salah satu pemain Smansa. Mungkin Rama ini lebih baik jadi asisten pelatih ketimbang menjadi pemain, hasutannya memang TOP! padahal mana ada yang mau sama Riza? muka aja udah mirip toples astor.
"Wah bener-bener a" Riza terlihat begitu bangga dengan hasutan (re: tipuan Rama) kepada dirinya. Wajahnya begitu percaya diri, membayangkan nanti dirinya dikerubungi cewek-cewek yang minta tanda tangan pada dirinya, aduh jijay sekali membayangkannya pemirsaaaaaa.

PRIIIIIITTTTTT!!!! Peluit terdengar nyaring di ruangan yang menjadi saksi, tim mana yang akan melaju ke perempatfinal apakah SMANTIKA yang didukung oleh wanita wanita cantik, atau Smansa yang didukung oleh pinguin cantik? *Ngapa ada pinguin lagiii -_-
Wasit memberi tanda pada time table untuk menanyakan apakah waktu sudah siap atau belum, time table memberi isyarat siap dengan mengangkat jempol tangannya ke atas, quarter tiga di mulai dengan serangan Smansa.
Defense SMANTIKA terlihat tak ada perubahan, sesuai dengan instruksi Pak Budi, Riza lebih berani untuk menerobos masuk, kemampuan dribble nya mampu merepotkan pemain SMANTIKA, dia yang biasanya melakukan passing, sekarang lebih banyak melakukan eksekusi, drive in, sementara rekannya hanya menunggu diluar garis 3 point, bukan tanpa alasan, strategi ini bertujuan agar pemain lawan tidak menumpuk dan memberikan ruang untuk Riza melakukan akselerasi dan drive in. Strategi yang sangat efektif! Riza berada dalam kondisi terbaiknya, quarter ke tiga berjalan delapan menit, dia sudah menciptakan 10 point! ditambah lagi, dia melakukan provokasi saat defense pada pemain nomor 5, beberapa provokasi yang keluar dari mulutnya seperti "Bapak kamu Polwan ya?" (Ini mau provokasi apa gagal nyepik beda tipis). Skor akhirnya terkejar, 34-34! SMANTIKA time out.
"Nice, nice, nice, kalian hebat banget, strateginya sukses!" Septian alias kenti memberi semangat rekan-rekannya sembari memberi mereka minum.
"Mantap za, nomor 5 keliatan banget marah sama kamu, terus pancing emosinya pancing! *emangnya ikan maen pancing-pancing -_-*" Bayu juga tak ingin kalah dari rekan-rekan lainnya untuk memberi semangat.
Pemain Smansa terlihat masih cukup bugar, walau keringat terus bercucuran, mungkin inilah hasil latihan, tidak akan berbohong.
PRIIIITTTTTTTTT!!! Time out habis, para pemain kembali masuk ke lapangan. Nomor 5 dari SMANTIKA terlihat sinis menatap Riza, mungkin dia sudah benar-benar terpancing emosinya. pertandingan di mulai lagi dengan serangan SMANTIKA. Serangan yang dibuat tidak terlalu baik, sehingga bola mampu direbut oleh pemain Smansa, bukannya melakukan serangan balik yang cepat, pemain Smansa malah memainkan tempo lambat, bola ditahan oleh point guard mereka, Riza. "Tahan, tahan, kita buat pengejaran yang indah di akhir, biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau, tapi kitalah yang akan tertawa di akhir" Riza berteriak kepada teman-teman sekaligus musuhnya, sengaja untuk memprovokasi. Wajah para pemain SMANTIKA mulai tidak enak, tatapan mereka terlihat berfokus pada satu tujuan, hancurkan RIZA!! terutama pemain nomor 5 terlihat begitu kesal, namun inilah yang diharapkan Riza, semakin lawan emosi, semakin mereka tidak akan fokus.
Pertandingan semakin memanas, skor sama membuat pemain kedua tim semakin ngotot, Riza mencoba masuk menerobos defense lawan, namun pemain yang menjaga adit menutupnya, adit kosong! tanpa pikir panjang dia membuang bola menuju adit yang berdiri bebas di luar garis 3 point, dengan percaya diri yang tinggi dia menembak.... Bola berputar, melambung tinggi... BAAAAMMMMMM!!! Ring SMANTIKA berhasil di "koyak" oleh adit, dia mengepalkan tangannya, Riza menghampiri, badan mereka beradu sambil meloncat di udara, seperti teletubies yang akan berpisah, badan mereka beradu-adu, meluapkan rasa gembira. 34-37! menjadi penutup quarter ke tiga.
"BISA BISA BISA" tatapan pemain Smansa seolah berkata demikian, mata mereka terlihat bersemangat, keringat deras mengucur seolah pertanda semangat mereka tak pernah luntur.
"Ayo, sebelum menghadapi quarter terakhir kita berdoa, hanya satu jalan, satu harapan dan satu tujuan kita kesini, KEMENANGAN!" kali ini Kudil yang unjuk gigi dalam hal menyemangati rekan-rekannya. Teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" yang kemudian dibalas teriakan "HUUUUUUUUUU" dari pendukung SMANTIKA.
Quarter terakhir, serangan dibangun oleh para pemain SMANTIKA, yang ingin memperbesar margin dengan Smansa. Serangan mereka cukup baik, kali ini poros mereka bukan lagi pemain nomor 5 namun point guard kidal mereka, dia membagi bola dengan cukup baik, walaupun tidak membuat skor, namun mampu memberikan ruang untuk teman-temannya. Bola masuk dari free throw, sekarang saatnya Smansa menyerang. Riza meminta bola, namun dia sudah dijaga ketat oleh pemain nomor 5 dari SMANTIKA, kemanapun dia pergi, pemain nomor 5 ini selalu mengikuti. Riza tidak diberi kesempatan untuk mendapat bola, alhasil Kudil menjadi point guard sementara, passing-passing yang dilakukan pemain Smansa nampaknya cukup baik, namun itu tidak berlangsung lama, pemain SMANTIKA mampu membendung Smansa yang kehilangan point guard mereka yang dijaga ketat, di pinggir lapangan terlihat Pak Budi memberi instruksi pada Riza dan Alfian untuk melakukan pick and roll agar Riza bisa terlepas.
Kudil memainkan bola, passing kepada Adit, Riza masih ditempel dengan ketat oleh pemain nomor 5, dia berlari menuju pojok, Alfian sudah siap melakukan pick, Riza berlari mendekati Alfian, daaaannn... Bam!! Pemain nomor 5 langkahnya terhenti beberapa detik, Riza lepas!! Adit passing kepada Riza, pemain SMANTIKA menghadang, Riza melakukan fake seolah hendak melakukan shooting namun tidak, dia menerobos masuk, pemain SMANTIKA kembali menghadang, kali ini dia melakukan cross over, memindahkan dribble bola dari kanan ke kiri dengan cepat, langsung melakukan langkah lay up, langkah pertama... kedua... namun di depannya muncul pemain nomor 5, mereka berdua meloncat, Riza melepas bola... pemain nomor 5 mengayunkan tangannya, menghalangi agar bola tidak menuju ring, namun sia-sia! bola sudah lepas, malah ayunan tangannya mengenai tangan Riza, PRITTTT!! peluit wasit berbunyi, tangannya mengepal menandakan terjadi foul, bola masih melambung dan..... masuk!!! sekali lagi peluit wasit berbunyi, menandakan bola masuk dan terjadi foul, bahasa kerennya foul in (foul itu, kayak judul lagu yah, foul in love).
Riza yang terjatuh, mengepalkan tangannya, tidak lama teman-teman menghampiri, menyemangati dengan kata-kata mereka masing-masing. Tidak lama kemudian dia bangun, bersiap melakukan free throw, dan masuk!! "3 point play from 12 Majalengka!!" kurang lebih seperti itu yang dikatakan panitia.
Waktu tersisa tinggal satu menit lagi, skor menunjukan 40-43 untuk smansa, SMANTIKA sejak tertinggal terlihat mulai panik, mereka terlalu terburu-buru untuk melakukan finishing, entah itu shoot maupun lay up. Kesempatan terakhir SMANTIKA untuk menyerang, nomor 5 kosong tak terjaga diluar garis 3 point, dia menembak dan ...... tidak masuk!!!! bola di rebound oleh Lazuardy yang masuk menggantikan Kudil, dia passing pada Riza, Riza berlari sendirian, terus berlari namun ......... BAMMMM!!!!! Langkahnya dijegal dengan keras oleh pemain nomor 5 yang terlihat sangat kesal, Riza terjatuh, bukannya kesakitan, dia malah terlihat seperti orang yang berenang gaya dada! tangannya dibuka, kakinya juga... lalu bajunya...lalu celananya.. lalu pemain nomor 5 datang menghampiri... mereka saling suka, kemudian ML di tengah lapang... punya anak.... dan mereka bahagia...TAMAT.. (Ya enggak mungkinlah -___-)
Karena foul yang dilakukan oleh pemain nomor 5 SMANTIKA, Smansa mendapatkan free throw, Riza sebagai eksekutor hanya mampu memasukan satu bola, namun itu cukup untuk mengunci kemenangan Smansa... PRIIITT!!!! bunyi peluit dari wasit dan umpire menandakan perjuangan Smansa untuk mengejar kemenangan telah usai. Seluruh pemain Smansa berhamburan ke lapang, Kudil terlihat begitu semangat, dia merayakan kemenangan dengan berjoget ala Sule yang ketika dulu masih menjadi tren, sedangkan para oemain SMANTIKA terlihat menunduk, ketika melakukan salaman tanda fair play setelah pertandingan, pemain nomor 5 enggan bersalaman dengan Riza, dia malah bersembunyi di balik pelatihnya, "PROK PROK PROKKKKK" tepuk tangan dari para penonton semakin menambah rasa percaya diri para pemain Smansa, sebelum pulang, mereka melakukan doa, tidak lupa teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" tak lupa mereka berfoto setelah pertandingan yang amat melelahkan bagi mereka, inilah fotonya

Besok merupakan pertandingan penentu, apakah mereka masuk Semifinal atau tidak, siapakah lawan mereka? Kita lihat bersama-sama...


Second Wind


Suasana Gor begitu riuh, penonton tak henti-hentinya memberi dukungan untuk SMANTIKA, "SMANTIKA SMANTIKA" sama sekali tidak ada pendukung dari tim Smansa, namun doa dari seluruh warga sekolah turut menyertai dalam setiap pertandingan mereka.
Bola dilemparkan vertical ke atas, menandakan pertandingan dimulai.
Diego kalah jump ball tangannya terlambat menyentuh bola, padahal loncatannya tinggi. Point guard dari SMANTIKA (SMAN 3 Kuningan) mencoba mengatur serangan, dia mengangkat tangan kanannya ke atas, sedangkan tangan kiri mendrible bola, mungkin itu suatu isyarat bagi pemain lain untuk bergerak, ketika pemain Smansa kebingungan dengan isyarat tersebut, PG (Point Guard) tadi memberi passing pada pemain nomor 5 yang berada di pojok garis 3 point. Pemain nomor 5 memegang bola, Adit mencoba menutup pergerakannya, namun terlambat, pemain nomor 5 menembak dan..... BAMMMMM!!! 3 point for SMANTIKA! Penonton berteriak "SMANTIKA SMANTIKA" semakin riuh, pemain nomor 5 mengacungkan tangan kanannya, lalau mengangkat 3 jarinya, seolah mengikuti gerakan wasit ketika memberi tahu dia melakukan 3 point sembari kembali menuju defense.
"Ayo kita balas ayo" Riza memberi semangat pada teman-temannya. Smansa mencoba membangun serangan, namun karena grogi, mereka membuat kesalahan sendiri, alhasil bola kembali direbut oleh pemain SMANTIKA, lagi-lagi pemain nomor 5 melakukan 3 point, sampai 3 kali berturut-turut malah. Dengan deras bola menghujam ring Smansa, Skor pun menunjukan skor 11-0 SMANTIKA memimpin. PRIIIITTTT peluit wasit berbunyi, Pak Budi meminta Time Out, pemain menuju Bench dengan wajah tertunduk lesu, badan dingin namun keringat mengucur dengan deras.
"Kalian ini niat main apa enggak?" Pak Budi memasang wajah kecewa, para pemain masih menunduk.
"Bener kata penonton, kalo kalian gak niat main, mending kita semua pulang aja, beres-beres dari sekarang, jauh-jauh kita dari Majalengka hanya untuk kalah" Wajah para pemain malah tambah lesu.
"Saya yakin, tidak ada seorang pun yang berpikiran seperti tadi kan? mereka lawan biasa, lawan mereka dengan kerja keras, tunjukan hasil latihan kalian sekarang, SIAAPP!!" Pak Budi memberi motivasi, wajah pemain berubah, mata mereka memancarkan semangat serasa menjawab "SIAAPPPP"
PRIIIIITTTTT!!! Time out berakhir wajah para pemain Smansa terlihat lebih Pede, strategi mengambil Time out yang pas oleh coach mereka.
Pertandingan kembali dilanjutkan, bola dikuasai oleh Riza dari smansa. Pak Budi memberi arahan untuk banyak passing sebelum melakukan eksekusi, lantas mereka mencobanya.
Riza Passing ke Alfian...
Alfian passing ke Adit...
Adit passing ke kudil,....
Kudil passing ke Diego...
Diego passing ke Pinguin...
Kemudian Pinguin mencetak 3 point untuk Smansa!! (Ini bohong, mana ada pinguin lagi maen basket, emang ini Air bud  versi pinguin kampret!),
Intinya mereka melakukan banyak passing dengan tujuan untuk memecah konsentrasi pemain lawan, dan cukup efektif! Smansa yang diawal pertandingan terlalu terburu-buru dalam mengeksekusi, sekarang mulai tenang. Gerakan-gerakan mereka hampir tidak ada yang sia-sia, yang sia-sia hanyalah.... mantan yang mengharap balikan dengan orang yang sudah punya.. punya anak dan istri (Nyambung aje nih -_-). Smansa mulai mengejar, pelan tapi pasti mereka terus mencoba, quarter 1 ditutup masih dengan keunggulan SMANTIKA 13-8.

"Kita pasti bisa mengejar, inget latihan kita selama ini" Riza terlihat begitu semangat, cucuran keringat bercampur air mineral yang diteguknya membasahi kerah jerseynya, namun matanya memancarkan seseorang yang gigih mengejar kemenangan. Pemain yang ada di bench pun tak henti-hentinya memberi dukungan, entah itu dengan doa, maupun dengan ungkapan semangat dari kata-kata mereka, seolah mereka mentransfer energi yang mereka punya untuk pemain yang bertanding. Pak Budi tak membuat perubahan strategi, hanya memberi beberapa masukan dalam defense, serta mengganti Diego dengan Amar bashobih, dari namanya saja kita tahu, bahwa Amar adalah ............. imigran gelap Arab Saudi.
PRIIIIIITTTTTTT!!! Quarter 2 dimulai, bola dikuasai para pemain Smansa.
SMANTIKA ternyata mampu membuat strategi yang cukup ampuh untuk membendung serangan Smansa dengan cara menjaga ketat target passing menggunakan man to man, alhasil Riza tak mampu membagi bola kepada teman-temannya, otomatis perolehan point kembali menjauh. Apalagi pemain nomor 5 semakin menjadi-jadi, dibantu dengan PG yang gerakannya sulit diprediksi karena kidal. SMANTIKA kembali memimpin 20-10.
Para pemain Smansa tak kehabisan akal, mereka memanfaatkan postur tinggi dari Amar untuk menguasai perebutan bola dibawah ring, mereka lebih berani memaksakan menembak dengan taruhan apabila tidak masuk Amar datang untuk mengambil bola liar hasil tembakan tersebut, dan efektif! pemain lawan tak mampu membendungnya, point kembali mendekat, 25-18 masih untuk SMANTIKA.
Penonton SMANTIKA kembali berteriak-teriak, sekarang lebih bertujuan untuk mengganggu konsentrasi dan mengganggu fokus tim Smansa, teriakan-teriakan seperti "12 Ganteng, 12 Ganteng" oleh suporter wanita begitu nyaring terdengar, memang godaan wanita sangatlah besar, mata Riza sedikit sedikit melirik ke arah wanita yang menyebutnya ganteng, fokusnya teralihkan dan dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain SMANTIKA untuk menjauh dari Smansa, skor 30-20 menjadi penutup quarter 2.

"Eh liat kan, gue akhirnya punya fans cewek juga"
"Bukan saatnya mikir itu bego, kita lagi ketinggalan!" Kudil memukul kepala Riza.
"Sekarang kita ganti strategi, Riza sekarang defense musuh menguntungkan buat kamu, anggap saja musuh yang menghalangi adalah lawan saat latihan one on one kamu pasti bisa melewatinya, kalau sudah lewat, musuh akan menutup, lalu kamu passing pada teman yang kosong, kalau tidak ada kamu eksekusi saja sendiri" Pak Budi memberi arahan, sembari menuliskannya di papan strategi. Riza hanya mengangguk-ngangguk, entah dia mengerti, entah tidak, entahlah..
Keringat bercucuran, pikiran tak karuan, hati terasa tak menentu dan penuh dengan keraguan. Jangankan para pemain yang bertanding di lapang, pemain yang duduk di bench pun terlihat begitu gugup, pertandingan kali ini memang terasa menegangkan.
"Inget za, kalo sekarang aja cewek-cewek nyorakin kamu pas lagi kalah, apalagi kalo menang, bisa lo pacarin tuh semua cewek!" Rama menghasut Riza yang tengah melakukan latihan shooting sebelum quarter 3 berlanjut, dia salah satu pemain Smansa. Mungkin Rama ini lebih baik jadi asisten pelatih ketimbang menjadi pemain, hasutannya memang TOP! padahal mana ada yang mau sama Riza? muka aja udah mirip toples astor.
"Wah bener-bener a" Riza terlihat begitu bangga dengan hasutan (re: tipuan Rama) kepada dirinya. Wajahnya begitu percaya diri, membayangkan nanti dirinya dikerubungi cewek-cewek yang minta tanda tangan pada dirinya, aduh jijay sekali membayangkannya pemirsaaaaaa.

PRIIIIIITTTTTT!!!! Peluit terdengar nyaring di ruangan yang menjadi saksi, tim mana yang akan melaju ke perempatfinal apakah SMANTIKA yang didukung oleh wanita wanita cantik, atau Smansa yang didukung oleh pinguin cantik? *Ngapa ada pinguin lagiii -_-
Wasit memberi tanda pada time table untuk menanyakan apakah waktu sudah siap atau belum, time table memberi isyarat siap dengan mengangkat jempol tangannya ke atas, quarter tiga di mulai dengan serangan Smansa.
Defense SMANTIKA terlihat tak ada perubahan, sesuai dengan instruksi Pak Budi, Riza lebih berani untuk menerobos masuk, kemampuan dribble nya mampu merepotkan pemain SMANTIKA, dia yang biasanya melakukan passing, sekarang lebih banyak melakukan eksekusi, drive in, sementara rekannya hanya menunggu diluar garis 3 point, bukan tanpa alasan, strategi ini bertujuan agar pemain lawan tidak menumpuk dan memberikan ruang untuk Riza melakukan akselerasi dan drive in. Strategi yang sangat efektif! Riza berada dalam kondisi terbaiknya, quarter ke tiga berjalan delapan menit, dia sudah menciptakan 10 point! ditambah lagi, dia melakukan provokasi saat defense pada pemain nomor 5, beberapa provokasi yang keluar dari mulutnya seperti "Bapak kamu Polwan ya?" (Ini mau provokasi apa gagal nyepik beda tipis). Skor akhirnya terkejar, 34-34! SMANTIKA time out.
"Nice, nice, nice, kalian hebat banget, strateginya sukses!" Septian alias kenti memberi semangat rekan-rekannya sembari memberi mereka minum.
"Mantap za, nomor 5 keliatan banget marah sama kamu, terus pancing emosinya pancing! *emangnya ikan maen pancing-pancing -_-*" Bayu juga tak ingin kalah dari rekan-rekan lainnya untuk memberi semangat.
Pemain Smansa terlihat masih cukup bugar, walau keringat terus bercucuran, mungkin inilah hasil latihan, tidak akan berbohong.
PRIIIITTTTTTTTT!!! Time out habis, para pemain kembali masuk ke lapangan. Nomor 5 dari SMANTIKA terlihat sinis menatap Riza, mungkin dia sudah benar-benar terpancing emosinya. pertandingan di mulai lagi dengan serangan SMANTIKA. Serangan yang dibuat tidak terlalu baik, sehingga bola mampu direbut oleh pemain Smansa, bukannya melakukan serangan balik yang cepat, pemain Smansa malah memainkan tempo lambat, bola ditahan oleh point guard mereka, Riza. "Tahan, tahan, kita buat pengejaran yang indah di akhir, biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau, tapi kitalah yang akan tertawa di akhir" Riza berteriak kepada teman-teman sekaligus musuhnya, sengaja untuk memprovokasi. Wajah para pemain SMANTIKA mulai tidak enak, tatapan mereka terlihat berfokus pada satu tujuan, hancurkan RIZA!! terutama pemain nomor 5 terlihat begitu kesal, namun inilah yang diharapkan Riza, semakin lawan emosi, semakin mereka tidak akan fokus.
Pertandingan semakin memanas, skor sama membuat pemain kedua tim semakin ngotot, Riza mencoba masuk menerobos defense lawan, namun pemain yang menjaga adit menutupnya, adit kosong! tanpa pikir panjang dia membuang bola menuju adit yang berdiri bebas di luar garis 3 point, dengan percaya diri yang tinggi dia menembak.... Bola berputar, melambung tinggi... BAAAAMMMMMM!!! Ring SMANTIKA berhasil di "koyak" oleh adit, dia mengepalkan tangannya, Riza menghampiri, badan mereka beradu sambil meloncat di udara, seperti teletubies yang akan berpisah, badan mereka beradu-adu, meluapkan rasa gembira. 34-37! menjadi penutup quarter ke tiga.
"BISA BISA BISA" tatapan pemain Smansa seolah berkata demikian, mata mereka terlihat bersemangat, keringat deras mengucur seolah pertanda semangat mereka tak pernah luntur.
"Ayo, sebelum menghadapi quarter terakhir kita berdoa, hanya satu jalan, satu harapan dan satu tujuan kita kesini, KEMENANGAN!" kali ini Kudil yang unjuk gigi dalam hal menyemangati rekan-rekannya. Teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" yang kemudian dibalas teriakan "HUUUUUUUUUU" dari pendukung SMANTIKA.
Quarter terakhir, serangan dibangun oleh para pemain SMANTIKA, yang ingin memperbesar margin dengan Smansa. Serangan mereka cukup baik, kali ini poros mereka bukan lagi pemain nomor 5 namun point guard kidal mereka, dia membagi bola dengan cukup baik, walaupun tidak membuat skor, namun mampu memberikan ruang untuk teman-temannya. Bola masuk dari free throw, sekarang saatnya Smansa menyerang. Riza meminta bola, namun dia sudah dijaga ketat oleh pemain nomor 5 dari SMANTIKA, kemanapun dia pergi, pemain nomor 5 ini selalu mengikuti. Riza tidak diberi kesempatan untuk mendapat bola, alhasil Kudil menjadi point guard sementara, passing-passing yang dilakukan pemain Smansa nampaknya cukup baik, namun itu tidak berlangsung lama, pemain SMANTIKA mampu membendung Smansa yang kehilangan point guard mereka yang dijaga ketat, di pinggir lapangan terlihat Pak Budi memberi instruksi pada Riza dan Alfian untuk melakukan pick and roll agar Riza bisa terlepas.
Kudil memainkan bola, passing kepada Adit, Riza masih ditempel dengan ketat oleh pemain nomor 5, dia berlari menuju pojok, Alfian sudah siap melakukan pick, Riza berlari mendekati Alfian, daaaannn... Bam!! Pemain nomor 5 langkahnya terhenti beberapa detik, Riza lepas!! Adit passing kepada Riza, pemain SMANTIKA menghadang, Riza melakukan fake seolah hendak melakukan shooting namun tidak, dia menerobos masuk, pemain SMANTIKA kembali menghadang, kali ini dia melakukan cross over, memindahkan dribble bola dari kanan ke kiri dengan cepat, langsung melakukan langkah lay up, langkah pertama... kedua... namun di depannya muncul pemain nomor 5, mereka berdua meloncat, Riza melepas bola... pemain nomor 5 mengayunkan tangannya, menghalangi agar bola tidak menuju ring, namun sia-sia! bola sudah lepas, malah ayunan tangannya mengenai tangan Riza, PRITTTT!! peluit wasit berbunyi, tangannya mengepal menandakan terjadi foul, bola masih melambung dan..... masuk!!! sekali lagi peluit wasit berbunyi, menandakan bola masuk dan terjadi foul, bahasa kerennya foul in (foul itu, kayak judul lagu yah, foul in love).
Riza yang terjatuh, mengepalkan tangannya, tidak lama teman-teman menghampiri, menyemangati dengan kata-kata mereka masing-masing. Tidak lama kemudian dia bangun, bersiap melakukan free throw, dan masuk!! "3 point play from 12 Majalengka!!" kurang lebih seperti itu yang dikatakan panitia.
Waktu tersisa tinggal satu menit lagi, skor menunjukan 40-43 untuk smansa, SMANTIKA sejak tertinggal terlihat mulai panik, mereka terlalu terburu-buru untuk melakukan finishing, entah itu shoot maupun lay up. Kesempatan terakhir SMANTIKA untuk menyerang, nomor 5 kosong tak terjaga diluar garis 3 point, dia menembak dan ...... tidak masuk!!!! bola di rebound oleh Lazuardy yang masuk menggantikan Kudil, dia passing pada Riza, Riza berlari sendirian, terus berlari namun ......... BAMMMM!!!!! Langkahnya dijegal dengan keras oleh pemain nomor 5 yang terlihat sangat kesal, Riza terjatuh, bukannya kesakitan, dia malah terlihat seperti orang yang berenang gaya dada! tangannya dibuka, kakinya juga... lalu bajunya...lalu celananya.. lalu pemain nomor 5 datang menghampiri... mereka saling suka, kemudian ML di tengah lapang... punya anak.... dan mereka bahagia...TAMAT.. (Ya enggak mungkinlah -___-)
Karena foul yang dilakukan oleh pemain nomor 5 SMANTIKA, Smansa mendapatkan free throw, Riza sebagai eksekutor hanya mampu memasukan satu bola, namun itu cukup untuk mengunci kemenangan Smansa... PRIIITT!!!! bunyi peluit dari wasit dan umpire menandakan perjuangan Smansa untuk mengejar kemenangan telah usai. Seluruh pemain Smansa berhamburan ke lapang, Kudil terlihat begitu semangat, dia merayakan kemenangan dengan berjoget ala Sule yang ketika dulu masih menjadi tren, sedangkan para oemain SMANTIKA terlihat menunduk, ketika melakukan salaman tanda fair play setelah pertandingan, pemain nomor 5 enggan bersalaman dengan Riza, dia malah bersembunyi di balik pelatihnya, "PROK PROK PROKKKKK" tepuk tangan dari para penonton semakin menambah rasa percaya diri para pemain Smansa, sebelum pulang, mereka melakukan doa, tidak lupa teriakan khas mereka "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" tak lupa mereka berfoto setelah pertandingan yang amat melelahkan bagi mereka, inilah fotonya

Besok merupakan pertandingan penentu, apakah mereka masuk Semifinal atau tidak, siapakah lawan mereka? Kita lihat bersama-sama...


8/20/2013


Hari Pertandingan.
Tim berkumpul pukul 10.00 bertepatan dengan bel istirahat berbunyi, sebelum berangkat mereka berdoa kepada Allah SWT agar selamat sampai tujuan, sedangkan Pak Budi akan menyusul menggunakan tunggangannya yang khas... Honda Beat hitam. Perjalanan dari Majalengka menuju Kuningan menghabiskan waktu hampir satu setengah jam, membuat mereka kelelahan, namun tetap mereka dituntut untuk tetap fokus di pertandingan. Mereka hanya memiliki waktu sekitar 30 menit untuk beristirahat.
"Ini pertandingan kita, saatnya kita lakukan apa yang seharusnya kita lakukan, dua kata, KALAHKAN MEREKA!!!" Alfian menyemangati rekan-rekannya sebelum memulai pemanasan.
Sekilas terlihat, postur tubuh smansa dan Garawangi tidak terlalu jauh, relatif sama, soal skill? biar pertandingan yang memberikan jawaban.
PRIIIIITTT!! Wasit meniup peluit, menandakan waktu pemanasan telah habis, kedua tim menuju bench masing-masing.
Starting five dari smansa adalah Riza(12), Alfian(6), Yudi alias Kudil(10), Adit alias Dwiki(13), dan Diego alias Sukri*ini becanda(5), seperti biasa sebelum bertanding mereka berdo'a dan menyuarakan teriakan khas "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" kemudian mereka masuk lapangan, semua mengambil posisinya masing-masing, Diego bersiap untuk melakukan jump ball musuhnya lebih tinggi sekitar 3 cm darinya, dan...... pertandingan pun dimulai.
Garawangi memangi jump ball, mereka mencoba memainkan tempo lambat, passing antar pemain terlihat begitu terjalin dengan baik, berbeda dengan smansa yang terlihat grogi, komunikasi belum berjalan dengan baik hingga mereka tertinggal 4-0. Smansa mencoba mengejar, dimotori oleh pemain nomor 12 sebagai pembagi bola cukup ampuh merusak pertahanan Garawangi, keahliannya menipu musuh menggunakan teknik pasing tanpa melihat/ no look pass memudahkan teman-temannya mencetak angka, sehingga keadaan berbalik menjadi 12-8. Smansa terlihat lebih pede dalam menyerang dan bertahan, sehingga mereka menjauh, hingga quarter ketiga skor menunjukan angka 32-20. Melihat timnya berada di atas angin, Pak Budi mencoba melakukan pertaruhan, pemain inti mereka diganti, hanya menyisakan Alfian dan Kudil di lapangan, yang paling mengejutkan adalah dimainkannya Irfan alias Preman, yang notabene masih baru dalam dunia basket.
Bayu yang menggantikan Riza sebagai pembagi bola, mencoba mencari celah, dia melakukan drive ke dalam, namun kesulitan, karena pemain Garawangi menutup pergerakannya, alhasil bola di passing ke luar kepada Preman. Preman memegan bola, rekan-rekannya berteriak "Shooting, Shooting" dia memang kosong, otaknya mulai kacau, antara shooting atau passing, pemain musuh mendekat mencoba menutup ruang tembaknya. Insting yang belum terasah membuat dia bingung, akhirnya dia memutuskan untuk menembak, bola terlihat melambung begitu tinggi..
waktu seakan terasa berhenti....
putaran bola begitu indah....
Badan Syahrini jauh lebih indah... (ini beneran indah, tapi gak nyambung)
Apalagi Body dari Miyabi begitu Indah...  *lalu yang membayangkan mimpi basah
dan.... BAM!!!! bola masuk, 3point dari Preman, amazing !! dia sendiri seolah tidak percaya, matanya seperti anak kecil yang diberi uang 1 milyiar, hampir tidak mungkin namun bisa saja terjadi.
Selanjutnya pertandingan berjalan monoton, namun masih di dominasi oleh smansa, PRIIIITTT!! bunyi peluit dari wasit dan umpire  menandakan pertandingan berakhir, Smansa menang dengan skor 40-28, Preman menjadi bintang, entah bintang sanepa entah bintang sobo, merk minuman semacam ale-ale.

Pertandingan kedua melawan SMA 3 Kuningan
Hari ini smansa dijadwalkan bertanding pukul 16.00 melawan SMA 3 Kuningan, sang tuan rumah! Letak sekolah mereka dengan tempat pertandingan sekitar 100 meter, bisa ditempuh dalam beberapa menit saja. Apalagi waktu pertandingan yang dilaksanakan sore hari, anak-anak sekolah sudah bubar, dipastikan sang tuan rumah siap didukung penuh oleh pendukungnya.

Koridor sekolah terlihat begitu ramai karena bel istirahat baru berbunyi lima menit yang lalu, anak-anak basket berkumpul di depan ruang UKS, bersiap untuk berangkat.
"Gimana nih, kita langsung berangkat?" Diego terlihat sudah tidak sabar untuk bermain (re: meninggalkan sekolah untuk tidak belajar)
"Tunggu dulu, Preman lagi ngurus dispensasi" Alfian menjawab
"Lama banget perasaan, gue kira udah dari pagi"
"Nunggu tanda tangan kepsek dulu go, tenang aja"
"Gimana nih, siap gak buat pertandingan sekarang?" Adit alias Dwiki mencoba mengalihkan pembicaraan, dia terlihat cukup gugup.
"Pasti siap, siap menang, siap diliatin cewek-cewek juga hahaha" Riza menjawab dengan Pede nya, membuat rekan-rekannya menyoraki dan tertawa bersama.
Ketika sedang bercanda dan tertawa, datanglah Preman bersama Septian alias Kentit.
"Prem gimana?" Alfian bertanya, tangannya masih menempel pada kepala Riza yang tersungkur karena di bully
"Kita gak dapat ijin, soalnya maen kan jam empat sore, sekarang masih jam sepuluh" Mendengar itu, semua perasaan pemain terasa dijatuhi bom atom, merusak mood mereka untuk bermain (re: meninggalkan pelajaran sekolah)
"Jadi, kapan kita boleh pulang?"
"Nanti aja katanya pulang sekolah jam dua sore"
"Ah TTTTAAAAAIIIIIIIIIIII!!!" Tiba-tiba Riza menjerit keras
"Sssstttt, kamu jangan gitu kita harus nerima keputusan sekolah"
"Bukan gitu yan, ini beneran tai, liat deh belakang kamu"
"........."
Setelah bermusyawarah mereka memutuskan untuk pergi pukul 12.00, dengan alasan ijin, bukan meminta dispensasi. Alhasil lagi-lagi mereka di cap jelek, padahal mereka memikirkan perjalanan menuju Kuningan cukup menguras tenaga, apalagi menggunakan motor, namun apa mau dikata? mereka adalah siswa sedangkan yang berwenang adalah guru.

Mereka akhirnya berangkat pukul 12.30 dibawah terik matahari yang begitu menyengat, panas menemani perjalanan mereka menuju Kuningan. Hanya Preman dan Diego yang memilih membawa motor, sedangkan sebagian lainnya naik mobil Bayu dan Lazuardy.
Perjalanan dilalui mereka dengan santai, daripada buru-buru takutnya mereka datang masih lama menuju waktu pertandingan. Preman dan Diego memilih berangkat terlebih dahulu, disusul mobil Bayu, kemudian Lazuardy.
Ketika Preman, Diego dan mobil Bayu sudah sampai di tempat tujuan, mobil Lazuardy tak kunjung tiba. Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, tidak terasa, waktu menunjukan pukul 15.00, Bayu mengeluarkan HP nya, menelpon Alfian yang berada di mobil Lazuardy.
"Dimana?"
"Mobilnya mogok, mesinnya kepanasan, biasalah mobil tua"
"Kalau bisa dipercepat yan, kita udah mau main sekitar empat puluh menit lagi"
"Gimana mobil ini bay, berdoa aja biar cepet gak panas"
Waktu terasa begitu cepat, namun Alfian dkk tak kunjung tiba. Pak Budi menyuruh pemain yang sudah datang untuk segera ganti baju dan pemanasan, biarkan Alfian dll menyusul.
Priiiiiiittttt!!!!! Pertandingan sebelum Smansa telah selesai, namun Alfian dkk masih belum juga tiba! mereka mulai panik, beberapa pemain starter kemarin ada di mobil Lazuardy. Ketika Bayu akan menelpon Alfian lagi, akhirnya mereka datang sudah memakai sepatu. Wajah mereka terlihat panik, pucat, dan sedikit ragu. Apalagi setelah masuk Gor, mereka disambut dengan teriakan-teriakan yang memojokan dari suporter lawan "Pulang saja pulang, jauh-jauh dari Majalengka untuk kalah, mending pulang!!". Langkah mereka dipercepat untuk melewati tribun penonton menuju bench.
Seperti biasa, sebelum bertanding mereka berdoa dulu dan melakukan teriakan khas "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" lalu terdengar teriakna "WUUUUUUUUUU" dari penonton.
Starting five Smansa sama sekali tidak ada perubahan, sama seperti pertandingan melawan Garawangi.
Satu persatu pemain berjalan menuju wasit dan umpire, menyalaminya satu persatu, tangan mereka terasa dingin, bukan karena udara disana, namun mereka grogi.
Diego bersiap untuk jump ball, dari pihak lawan pun siap, wasit memberi tanda kepada time table sudah siap atau belum, dan bola dilemparkan ke atas, pertandingan dimulai!!!

Berani


Hari Pertandingan.
Tim berkumpul pukul 10.00 bertepatan dengan bel istirahat berbunyi, sebelum berangkat mereka berdoa kepada Allah SWT agar selamat sampai tujuan, sedangkan Pak Budi akan menyusul menggunakan tunggangannya yang khas... Honda Beat hitam. Perjalanan dari Majalengka menuju Kuningan menghabiskan waktu hampir satu setengah jam, membuat mereka kelelahan, namun tetap mereka dituntut untuk tetap fokus di pertandingan. Mereka hanya memiliki waktu sekitar 30 menit untuk beristirahat.
"Ini pertandingan kita, saatnya kita lakukan apa yang seharusnya kita lakukan, dua kata, KALAHKAN MEREKA!!!" Alfian menyemangati rekan-rekannya sebelum memulai pemanasan.
Sekilas terlihat, postur tubuh smansa dan Garawangi tidak terlalu jauh, relatif sama, soal skill? biar pertandingan yang memberikan jawaban.
PRIIIIITTT!! Wasit meniup peluit, menandakan waktu pemanasan telah habis, kedua tim menuju bench masing-masing.
Starting five dari smansa adalah Riza(12), Alfian(6), Yudi alias Kudil(10), Adit alias Dwiki(13), dan Diego alias Sukri*ini becanda(5), seperti biasa sebelum bertanding mereka berdo'a dan menyuarakan teriakan khas "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" kemudian mereka masuk lapangan, semua mengambil posisinya masing-masing, Diego bersiap untuk melakukan jump ball musuhnya lebih tinggi sekitar 3 cm darinya, dan...... pertandingan pun dimulai.
Garawangi memangi jump ball, mereka mencoba memainkan tempo lambat, passing antar pemain terlihat begitu terjalin dengan baik, berbeda dengan smansa yang terlihat grogi, komunikasi belum berjalan dengan baik hingga mereka tertinggal 4-0. Smansa mencoba mengejar, dimotori oleh pemain nomor 12 sebagai pembagi bola cukup ampuh merusak pertahanan Garawangi, keahliannya menipu musuh menggunakan teknik pasing tanpa melihat/ no look pass memudahkan teman-temannya mencetak angka, sehingga keadaan berbalik menjadi 12-8. Smansa terlihat lebih pede dalam menyerang dan bertahan, sehingga mereka menjauh, hingga quarter ketiga skor menunjukan angka 32-20. Melihat timnya berada di atas angin, Pak Budi mencoba melakukan pertaruhan, pemain inti mereka diganti, hanya menyisakan Alfian dan Kudil di lapangan, yang paling mengejutkan adalah dimainkannya Irfan alias Preman, yang notabene masih baru dalam dunia basket.
Bayu yang menggantikan Riza sebagai pembagi bola, mencoba mencari celah, dia melakukan drive ke dalam, namun kesulitan, karena pemain Garawangi menutup pergerakannya, alhasil bola di passing ke luar kepada Preman. Preman memegan bola, rekan-rekannya berteriak "Shooting, Shooting" dia memang kosong, otaknya mulai kacau, antara shooting atau passing, pemain musuh mendekat mencoba menutup ruang tembaknya. Insting yang belum terasah membuat dia bingung, akhirnya dia memutuskan untuk menembak, bola terlihat melambung begitu tinggi..
waktu seakan terasa berhenti....
putaran bola begitu indah....
Badan Syahrini jauh lebih indah... (ini beneran indah, tapi gak nyambung)
Apalagi Body dari Miyabi begitu Indah...  *lalu yang membayangkan mimpi basah
dan.... BAM!!!! bola masuk, 3point dari Preman, amazing !! dia sendiri seolah tidak percaya, matanya seperti anak kecil yang diberi uang 1 milyiar, hampir tidak mungkin namun bisa saja terjadi.
Selanjutnya pertandingan berjalan monoton, namun masih di dominasi oleh smansa, PRIIIITTT!! bunyi peluit dari wasit dan umpire  menandakan pertandingan berakhir, Smansa menang dengan skor 40-28, Preman menjadi bintang, entah bintang sanepa entah bintang sobo, merk minuman semacam ale-ale.

Pertandingan kedua melawan SMA 3 Kuningan
Hari ini smansa dijadwalkan bertanding pukul 16.00 melawan SMA 3 Kuningan, sang tuan rumah! Letak sekolah mereka dengan tempat pertandingan sekitar 100 meter, bisa ditempuh dalam beberapa menit saja. Apalagi waktu pertandingan yang dilaksanakan sore hari, anak-anak sekolah sudah bubar, dipastikan sang tuan rumah siap didukung penuh oleh pendukungnya.

Koridor sekolah terlihat begitu ramai karena bel istirahat baru berbunyi lima menit yang lalu, anak-anak basket berkumpul di depan ruang UKS, bersiap untuk berangkat.
"Gimana nih, kita langsung berangkat?" Diego terlihat sudah tidak sabar untuk bermain (re: meninggalkan sekolah untuk tidak belajar)
"Tunggu dulu, Preman lagi ngurus dispensasi" Alfian menjawab
"Lama banget perasaan, gue kira udah dari pagi"
"Nunggu tanda tangan kepsek dulu go, tenang aja"
"Gimana nih, siap gak buat pertandingan sekarang?" Adit alias Dwiki mencoba mengalihkan pembicaraan, dia terlihat cukup gugup.
"Pasti siap, siap menang, siap diliatin cewek-cewek juga hahaha" Riza menjawab dengan Pede nya, membuat rekan-rekannya menyoraki dan tertawa bersama.
Ketika sedang bercanda dan tertawa, datanglah Preman bersama Septian alias Kentit.
"Prem gimana?" Alfian bertanya, tangannya masih menempel pada kepala Riza yang tersungkur karena di bully
"Kita gak dapat ijin, soalnya maen kan jam empat sore, sekarang masih jam sepuluh" Mendengar itu, semua perasaan pemain terasa dijatuhi bom atom, merusak mood mereka untuk bermain (re: meninggalkan pelajaran sekolah)
"Jadi, kapan kita boleh pulang?"
"Nanti aja katanya pulang sekolah jam dua sore"
"Ah TTTTAAAAAIIIIIIIIIIII!!!" Tiba-tiba Riza menjerit keras
"Sssstttt, kamu jangan gitu kita harus nerima keputusan sekolah"
"Bukan gitu yan, ini beneran tai, liat deh belakang kamu"
"........."
Setelah bermusyawarah mereka memutuskan untuk pergi pukul 12.00, dengan alasan ijin, bukan meminta dispensasi. Alhasil lagi-lagi mereka di cap jelek, padahal mereka memikirkan perjalanan menuju Kuningan cukup menguras tenaga, apalagi menggunakan motor, namun apa mau dikata? mereka adalah siswa sedangkan yang berwenang adalah guru.

Mereka akhirnya berangkat pukul 12.30 dibawah terik matahari yang begitu menyengat, panas menemani perjalanan mereka menuju Kuningan. Hanya Preman dan Diego yang memilih membawa motor, sedangkan sebagian lainnya naik mobil Bayu dan Lazuardy.
Perjalanan dilalui mereka dengan santai, daripada buru-buru takutnya mereka datang masih lama menuju waktu pertandingan. Preman dan Diego memilih berangkat terlebih dahulu, disusul mobil Bayu, kemudian Lazuardy.
Ketika Preman, Diego dan mobil Bayu sudah sampai di tempat tujuan, mobil Lazuardy tak kunjung tiba. Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, tidak terasa, waktu menunjukan pukul 15.00, Bayu mengeluarkan HP nya, menelpon Alfian yang berada di mobil Lazuardy.
"Dimana?"
"Mobilnya mogok, mesinnya kepanasan, biasalah mobil tua"
"Kalau bisa dipercepat yan, kita udah mau main sekitar empat puluh menit lagi"
"Gimana mobil ini bay, berdoa aja biar cepet gak panas"
Waktu terasa begitu cepat, namun Alfian dkk tak kunjung tiba. Pak Budi menyuruh pemain yang sudah datang untuk segera ganti baju dan pemanasan, biarkan Alfian dll menyusul.
Priiiiiiittttt!!!!! Pertandingan sebelum Smansa telah selesai, namun Alfian dkk masih belum juga tiba! mereka mulai panik, beberapa pemain starter kemarin ada di mobil Lazuardy. Ketika Bayu akan menelpon Alfian lagi, akhirnya mereka datang sudah memakai sepatu. Wajah mereka terlihat panik, pucat, dan sedikit ragu. Apalagi setelah masuk Gor, mereka disambut dengan teriakan-teriakan yang memojokan dari suporter lawan "Pulang saja pulang, jauh-jauh dari Majalengka untuk kalah, mending pulang!!". Langkah mereka dipercepat untuk melewati tribun penonton menuju bench.
Seperti biasa, sebelum bertanding mereka berdoa dulu dan melakukan teriakan khas "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" "Sholi alih" lalu terdengar teriakna "WUUUUUUUUUU" dari penonton.
Starting five Smansa sama sekali tidak ada perubahan, sama seperti pertandingan melawan Garawangi.
Satu persatu pemain berjalan menuju wasit dan umpire, menyalaminya satu persatu, tangan mereka terasa dingin, bukan karena udara disana, namun mereka grogi.
Diego bersiap untuk jump ball, dari pihak lawan pun siap, wasit memberi tanda kepada time table sudah siap atau belum, dan bola dilemparkan ke atas, pertandingan dimulai!!!

8/17/2013


"Latihan hari ini cukup" ujar Pak Budi, coach dari tim basket smansa. 
Keringat terlihat masih deras mengalir dari pori-pori Alfian dkk, baju yang mereka kenakan untuk berlatih sudah seperti baju yang siap untuk dijemur, basah sekali.
"Semuanya sini kumpul. Turnamen sudah di depan mata, tinggal dua minggu lagi, jangan lengah! tetap semangat berlatih, fokus!" Pak Budi memberi kata-kata penyemangat pada team yang terlihat sangat kelelahan menjalani latihan. Sebelum bubar, tak lupa di akhir latihan selain penutup dari pelatih, ada juga penutup dari pemain, yang diakhiri dengan teriakan unik "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" yang dijawab "Sholi ali" oleh pemain lain. 

Latihan demi latihan yang diberikan Pak Budi cukup berat, mulai dari Sprint di tanjakan dekat sekolah, lari keliling sekolah 3x, yang jaraknya hampir tiga kilometer, Shooting berturut-turut selama 30 menit, dan masih banyak lagi. Hanya saja, kelemahan tim ini adalah kurangnya pengalaman. Seluruh siswa kelas XII tidak dibawa oleh Pak Budi, malah hampir setengah dari tim adalah siswa kelas X yang notabene masih hijau dalam perbasketan SMA, banyak yang meragukan tim ini, termasuk pihak sekolah sendiri.
"Bapak yakin tidak membawa satu pun pemain kelas XII?" Tanya Bu Dian, pembina basket.
"Saya yakin, tim ini butuh regenerasi" Jawab Pak Budi, tegas.
"Tapi pengalaman mereka kurang"
"Tapi skill mereka cukup dan saya percaya!" lalu Pak Budi meninggalkan Bu Dian, lalu Bu Dian mengejar Pak Budi, meraih tangannya dan meletakan tangan Pak Budi di dadanya, seraya berkata "I Love You" (Ini cerita apa telenovela!).
Singkat cerita, Pak Budi percaya dengan tim yang sekarang dia latih.

Tak terasa, dua minggu hampir berlalu, hari ini adalah jadwal pengambilan bagan pertandingan, siapa lawan yang akan dihadapi tim smansa, akan ditentukan hari ini.
Bel istirahat sekolah berbunyi, Alfian yang sebenarnya ditugasi untuk technical meeting sekaligus mengambil bagan pertandingan di Kuningan.
"Prem, lo aja yang berangkat ya, hari ini gue ada ulangan akutansi" Alfian menyuruh Irfan alias Cipong alias Preman alias Balganes (ini nama udah mirip teroris banyak beuth aliasnya) untuk menggantikannya.
"Gak mau kalau sendirian mah yan, gue pengen ada temen"
"Yaudah lo berangkat sama Riza aja"
"Tar, gue coba sms dia dulu yan" lalu irfan alias preman mengeluarkan nokia 5310 andalannya, lalu mengetik sms yang langsung dikirimkan kepada Riza.
"Za, dimanet?"
"Di Pakistan" Riza ini orangnya emang asal jeplak, kalo ngomong susah serius, kalo kalian ngsms dia nanya "dimana" harus siap-siap ngirim 2x, soalnya yang pertama pasti dijawab ngaco.
"Seriuz2zzt" Si Irfan mulai ke bentuk aslinya, dia alay.
"lagi di kantin, kenapa?"
"Anter aku yuk, ke kuningan"
"Aduh aku gak bisa, aku belum test pidato"
Riza pun tidak bisa, tiba-tiba datanglah sosok yang tak di duga-duga dialaahh..... Pak Tarno(Apa hubungannya, masa di sekolahan ada pak tarno) maksudnya Diego, dia menawarkan diri untuk pergi mengantar preman ke Kuningan, bukan karena dia ikhlas sih, cuman dia malas masuk jam pelajaran aja, biar dapet dispensasi (jangan ditiru, ini adegan dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman).

Perjalanan dari Majalengka ke Kuningan mereka lalui dengan santai, diiringi lagu reggae yang terlantun dengan santai, sesantai perjalanan mereka. Dalam perjalanan mereka berkhayal siapa lawan mereka di pertandingan pertama.
"Go, menurut lo siapa yang bakal jadi lawan kita pertama?" Preman bertanya, sembari menyetir tunggangan yang sangat dia sayangi, honda cb.
"Gak tau, yang jelas gue gak mau ketemu lawan-lawan yang kuat dulu"
"Siapa aja emang yang kuat?" Preman memang baru mengikuti turnamen seperti ini, malah dia juga baru lima bulan ikut latihan basket, tapi langsung terbawa tim, hebat kan? hebat.. tepuk tangan dulu dong *prok* udah sekali aja.
"Contohnya aja SMA 2 Cirebon (juara tahun kemarin), SMA 2 Kuningan (finalis), banyak lagi deh, SMA 2 Majalengka juga bagus, banget malah. Hampir semua bagus deh"
"jadi kita paling jelek go?"
"...." Diego terdiam, dia malah mengalihkan pembicaraan. Mungkin dia terhenyak dengan pertanyaan preman tadi, nusuk banget.. mungkin.

Tak terasa perjalanan dua jam Majalengka, Kuningan mereka telah lalui, mereka sampai di tempat techmit sekaligus tempat pertandingan nanti, Gor Ewangga.
Techmit dimulai pukul 13.00 namun sekarang masih pukul 12.45, masih sekitar 15 menit lagi, mereka memutuskan pergi membeli cemilan dan shalat. Melihat-lihat sekeliling, ternyata banyak juga pemain yang bertubuh lebih besar dari mereka, lebih tinggi, dan lebih ganteng (yang terakhir gak ada hubungannya, tapi serius yang lain pada ganteng-ganteng), mereka nambah minder, lagi.
Setelah panitia dan wasit memberikan pengarahan perihal pertandingan, akhirnya bagian paling mendebarkan tiba juga, pengambilan bagan pertandingan. SMA 2 Cirebon dan SMA 2 Kuningan mendapatkan sideed(gue juga gatau gimana nulisnya) intinya mereka dipisahkan di blok yang berbeda karena status mereka yang menjadi juara 1 dan 2. Untuk tim putra ada 20 SMA yang mengikuti turnamen, sedangkan putri hanya 11 tim (untuk tim putri smansa gak ngirimin). Tim pertama yang mendapat kesempatan untuk mengambil undian adalah SMA 1 Kuningan, terlihat seseorang tinggi berbadan agak gemuk berdiri, berjalan ke depan, lalu mengambil undian, dan hasilnya ....... mereka berada di blok yang sama dengan SMA 2 Cirebon, mimpi yang sangat buruk!. Kemudian tim-tim lain menyusul mengambil undian menentukan nasib mereka, termasuk smansa. Saat smansa dipanggil untuk mengambil undian, preman berdiri dengan kaki gemetar, detak jantung tak karuan, sekarang nasib teman-temannya ditangguhkan padanya. Langkahnya ragu, sedikit demi sedikit, tubuhnya mulai panas, keringat mulai mengucur, negara api datang menyerang (apasih). Dia mengambil undian, dan hasilnya ........ Mereka terlepas dari lubang jarum, smansa berbeda blok dengan tim kuat, hanya bertemu tuan rumah SMA 3 Kuningan di perdelapanfinal dan SMA 2 Kuningan di Semifinal.
Akhirnya mereka pulang membawa kabar gembira bagi teman-temannya yang sedang berlatih, pertandingan pertama melawan SMA Garawangi, dari Kabupaten Cirebon.


Titik


"Latihan hari ini cukup" ujar Pak Budi, coach dari tim basket smansa. 
Keringat terlihat masih deras mengalir dari pori-pori Alfian dkk, baju yang mereka kenakan untuk berlatih sudah seperti baju yang siap untuk dijemur, basah sekali.
"Semuanya sini kumpul. Turnamen sudah di depan mata, tinggal dua minggu lagi, jangan lengah! tetap semangat berlatih, fokus!" Pak Budi memberi kata-kata penyemangat pada team yang terlihat sangat kelelahan menjalani latihan. Sebelum bubar, tak lupa di akhir latihan selain penutup dari pelatih, ada juga penutup dari pemain, yang diakhiri dengan teriakan unik "Allahuma sholi ala sayyidina muhammad" yang dijawab "Sholi ali" oleh pemain lain. 

Latihan demi latihan yang diberikan Pak Budi cukup berat, mulai dari Sprint di tanjakan dekat sekolah, lari keliling sekolah 3x, yang jaraknya hampir tiga kilometer, Shooting berturut-turut selama 30 menit, dan masih banyak lagi. Hanya saja, kelemahan tim ini adalah kurangnya pengalaman. Seluruh siswa kelas XII tidak dibawa oleh Pak Budi, malah hampir setengah dari tim adalah siswa kelas X yang notabene masih hijau dalam perbasketan SMA, banyak yang meragukan tim ini, termasuk pihak sekolah sendiri.
"Bapak yakin tidak membawa satu pun pemain kelas XII?" Tanya Bu Dian, pembina basket.
"Saya yakin, tim ini butuh regenerasi" Jawab Pak Budi, tegas.
"Tapi pengalaman mereka kurang"
"Tapi skill mereka cukup dan saya percaya!" lalu Pak Budi meninggalkan Bu Dian, lalu Bu Dian mengejar Pak Budi, meraih tangannya dan meletakan tangan Pak Budi di dadanya, seraya berkata "I Love You" (Ini cerita apa telenovela!).
Singkat cerita, Pak Budi percaya dengan tim yang sekarang dia latih.

Tak terasa, dua minggu hampir berlalu, hari ini adalah jadwal pengambilan bagan pertandingan, siapa lawan yang akan dihadapi tim smansa, akan ditentukan hari ini.
Bel istirahat sekolah berbunyi, Alfian yang sebenarnya ditugasi untuk technical meeting sekaligus mengambil bagan pertandingan di Kuningan.
"Prem, lo aja yang berangkat ya, hari ini gue ada ulangan akutansi" Alfian menyuruh Irfan alias Cipong alias Preman alias Balganes (ini nama udah mirip teroris banyak beuth aliasnya) untuk menggantikannya.
"Gak mau kalau sendirian mah yan, gue pengen ada temen"
"Yaudah lo berangkat sama Riza aja"
"Tar, gue coba sms dia dulu yan" lalu irfan alias preman mengeluarkan nokia 5310 andalannya, lalu mengetik sms yang langsung dikirimkan kepada Riza.
"Za, dimanet?"
"Di Pakistan" Riza ini orangnya emang asal jeplak, kalo ngomong susah serius, kalo kalian ngsms dia nanya "dimana" harus siap-siap ngirim 2x, soalnya yang pertama pasti dijawab ngaco.
"Seriuz2zzt" Si Irfan mulai ke bentuk aslinya, dia alay.
"lagi di kantin, kenapa?"
"Anter aku yuk, ke kuningan"
"Aduh aku gak bisa, aku belum test pidato"
Riza pun tidak bisa, tiba-tiba datanglah sosok yang tak di duga-duga dialaahh..... Pak Tarno(Apa hubungannya, masa di sekolahan ada pak tarno) maksudnya Diego, dia menawarkan diri untuk pergi mengantar preman ke Kuningan, bukan karena dia ikhlas sih, cuman dia malas masuk jam pelajaran aja, biar dapet dispensasi (jangan ditiru, ini adegan dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman).

Perjalanan dari Majalengka ke Kuningan mereka lalui dengan santai, diiringi lagu reggae yang terlantun dengan santai, sesantai perjalanan mereka. Dalam perjalanan mereka berkhayal siapa lawan mereka di pertandingan pertama.
"Go, menurut lo siapa yang bakal jadi lawan kita pertama?" Preman bertanya, sembari menyetir tunggangan yang sangat dia sayangi, honda cb.
"Gak tau, yang jelas gue gak mau ketemu lawan-lawan yang kuat dulu"
"Siapa aja emang yang kuat?" Preman memang baru mengikuti turnamen seperti ini, malah dia juga baru lima bulan ikut latihan basket, tapi langsung terbawa tim, hebat kan? hebat.. tepuk tangan dulu dong *prok* udah sekali aja.
"Contohnya aja SMA 2 Cirebon (juara tahun kemarin), SMA 2 Kuningan (finalis), banyak lagi deh, SMA 2 Majalengka juga bagus, banget malah. Hampir semua bagus deh"
"jadi kita paling jelek go?"
"...." Diego terdiam, dia malah mengalihkan pembicaraan. Mungkin dia terhenyak dengan pertanyaan preman tadi, nusuk banget.. mungkin.

Tak terasa perjalanan dua jam Majalengka, Kuningan mereka telah lalui, mereka sampai di tempat techmit sekaligus tempat pertandingan nanti, Gor Ewangga.
Techmit dimulai pukul 13.00 namun sekarang masih pukul 12.45, masih sekitar 15 menit lagi, mereka memutuskan pergi membeli cemilan dan shalat. Melihat-lihat sekeliling, ternyata banyak juga pemain yang bertubuh lebih besar dari mereka, lebih tinggi, dan lebih ganteng (yang terakhir gak ada hubungannya, tapi serius yang lain pada ganteng-ganteng), mereka nambah minder, lagi.
Setelah panitia dan wasit memberikan pengarahan perihal pertandingan, akhirnya bagian paling mendebarkan tiba juga, pengambilan bagan pertandingan. SMA 2 Cirebon dan SMA 2 Kuningan mendapatkan sideed(gue juga gatau gimana nulisnya) intinya mereka dipisahkan di blok yang berbeda karena status mereka yang menjadi juara 1 dan 2. Untuk tim putra ada 20 SMA yang mengikuti turnamen, sedangkan putri hanya 11 tim (untuk tim putri smansa gak ngirimin). Tim pertama yang mendapat kesempatan untuk mengambil undian adalah SMA 1 Kuningan, terlihat seseorang tinggi berbadan agak gemuk berdiri, berjalan ke depan, lalu mengambil undian, dan hasilnya ....... mereka berada di blok yang sama dengan SMA 2 Cirebon, mimpi yang sangat buruk!. Kemudian tim-tim lain menyusul mengambil undian menentukan nasib mereka, termasuk smansa. Saat smansa dipanggil untuk mengambil undian, preman berdiri dengan kaki gemetar, detak jantung tak karuan, sekarang nasib teman-temannya ditangguhkan padanya. Langkahnya ragu, sedikit demi sedikit, tubuhnya mulai panas, keringat mulai mengucur, negara api datang menyerang (apasih). Dia mengambil undian, dan hasilnya ........ Mereka terlepas dari lubang jarum, smansa berbeda blok dengan tim kuat, hanya bertemu tuan rumah SMA 3 Kuningan di perdelapanfinal dan SMA 2 Kuningan di Semifinal.
Akhirnya mereka pulang membawa kabar gembira bagi teman-temannya yang sedang berlatih, pertandingan pertama melawan SMA Garawangi, dari Kabupaten Cirebon.